Generasi Z Lebih Suka Jalan-jalan, Meskipun Pemasukannya Minim


See Jambi - Ketika kamu anak kelahiran tahun 1997-2012, Anda adalah Generasi Z atau dikenal dengan Gen Z.

Di era teknologi ini, Generasi Z dan generasi Milenial lebih mendominasi dalam usia produktif. 

Namun, menurut survei Generasi Z atau biasa disebut Gen Z ini jadi kelompok paling miskin tapi hobi jalan-jalan keliling dunia.

Mengutip data Morning Consult yang dilansir CNBC.com, sebanyak 52 persen Gen Z akan bepergian ke luar negeri tiga kali atau lebih dalam setahun selama 2022-2023, dibandingkan dengan 52 persen Generasi Milenial.

Sementara itu, hanya 41 persen Gen X yang bepergian ke luar negeri tiga kali atau lebih dalam setahun. 

Hanya 35 persen Generasi Baby Boom melakukan lebih dari 3 perjalanan per tahun.

Lindsey Roeschke, analis perjalanan dan perhotelan di Morning Consult, mengatakan hal ini terjadi karena bepergian ke luar negeri kini menjadi gaya hidup generasi milenial.

“Singkatnya, mereka dibesarkan dalam masyarakat di mana perjalanan lebih diprioritaskan daripada generasi sebelumnya,” kata Lindsey.

Generasi Z, mereka yang lahir antara tahun 1997-2012, tidak seperti generasi sebelumnya, tidak menunggu sampai mereka memiliki pekerjaan bergaji tinggi atau menabung untuk bepergian.

Sebaliknya, “mereka sekarang mencari cara untuk menyesuaikannya dengan anggaran mereka,” menurut laporan Morning Consult tentang tren perjalanan Gen Z.

Hanya 11 persen Gen Z yang sering bepergian itu berpenghasilan US$ 100.000 atau lebih setiap tahun, menurut Morning Consult. Sebagian besar atau 61 persen berpenghasilan kurang dari US$ 50.000 per tahun.

Data Student Beans menunjukkan pengeluaran rata-rata Gen Z per tahun untuk fashion sekitar 7 persen, teknologi 6 persen, dan makanan 12 persen, sementara pembelian perjalanan mereka melonjak menjadi 60 persen.

Traveling menjadi pilihan bagi mereka untuk bersantai. Sebelum melakukan perjalanan, mereka menggunakan teknologi digital seperti handphone untuk mencari tujuan liburannya, sambil mencari diskon, kemudian memesan berbagai tiket perjalanan, akomodasi dan tempat hiburan. 

Maka dari itu, istilah healing yang menggambarkan jalan-jalan atau traveling sempat populer di sosial media sejak beberapa tahun lalu terutama saat pandemi Covid-19. ***

Sumber: lihatjambi.com